Sebelum Pilih Tabir Surya,Pahami Hal Ini
Sejak kecil kita diajarkan bahwa sinar matahari memiliki manfaat yang baik untuk merangsang produksi vitamin D bagi kulit. Namun di sisi lain, paparan sinar UVA maupun UVB yang terlalu intens tanpa perlindungan juga bisa membahayakan bagi kulit. Banyak dari kita mengenal tabir surya dalam dua bentuk, yakni sunscreen ataupun sunblock. Dilansir oleh American Academy of Dermatology, keduanya sebenarnya tidak jauh berbeda. Sunscreen terdiri dari dua tipe:
- Chemical sunscreen bekerja menyerap sinar matahari, dengan kandungan seperti Aminobenzoic acid, Avobenzone, Cinoxate, Dioxybenzone. Aplikasikan minimal 20 menit sebelum beraktivitas, karena tipe sunscreen ini butuh waktu untuk meresap ke kulit.
- Physical sunscreen bekerja menghalang sinar matahari, dengan memanfaatkan kandungan titanium dan zinc sebagai UV Filter. Pyhsical inilah yang sering kita kenal sebagai sunblock. Kamu bisa menggunakannya secara langsung ketika beraktivitas.
Bagaimana cara memilih tabir surya yang tepat?
Sunscreen umumnya bertekstur ringan dan transparan, sehingga lebih cocok digunakan untuk keseharian. Namun, sunblock yang bertekstur berat cenderung lebih aman digunakan jika kamu memang berpanas-panasan untuk waktu yang lama. Semuanya dikembalikan ke dirimu: mana yang sesuai dengan kebutuhan saat ini?
Selain dari tipe kandungan dan tekstur, American Academy of Dermatology menyarankan bahwa kita wajib memerhatikan beberapa hal ini, sebelum memutuskan membeli tabir surya:
- Cari yang berlabel broad-spectrum
Musuh utama kulit dari sinar matahari ialah radiasi UV. Sinaran UVA yang dapat menembus medium kaca bisa menyebabkan penuaan pada kulit, sedangkan UVB umumnya menyebabkan sunburn. Untuk melindungi dirimu dari keduanya, carilah tabir surya dengan label broad-spectrum yang menandakan adanya proteksi lengkap. Indikator lain ialah adanya tulisan SPF atau PA pada produk.
Gunakan setidaknya SPF 30
Dermatologis merekomendasikan penggunaan tabir surya dengan SPF minimal 30, yang menghalangi 97 persen sinar UVB. Jumlah SPF yang lebih tinggi bisa menghalangi sedikit lebih banyak, meskipun pada dasarnya tak ada tabir surya yang benar-benar mampu memblokir 100 persen. SPF berkadar tinggi dan kadar rendah memiliki waktu tahan lama yang sama, sehingga penting untuk melakukan reapply selama 2 jam sekali. Terlebih jika aktivitasmu berada di sekitar air, pasir, ataupun salju yang mampu merefleksikan sinar matahari dan berisiko merusak kulit.
- Gunakan yang tahan air
Bahkan saat kamu tidak berenang sekalipun, kemungkinan tabir surya untuk luruh itu tetap ada akibat keringat yang kamu keluarkan. Dikutip dari situs Alodokter, waktu tahan air pada tabir surya umumnya hanya berlangsung sekitar 40-80 menit. Sehingga untuk aktivitas yang lama, kamu tetap butuh untuk reapply.
Proteksi pada kulit memang penting untuk dilakukan, karena kulit merupakan bagian paling luar dari tubuh yang paling sering terekspos akan banyak hal. Apalagi bagi perempuan, keindahan kulit merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Apabila ada bekas luka, sebaiknya segera ditangani. Terutama jika kamu sering beraktivitas outdoor.
Sinar matahari berisiko membuat sel melanin pada bekas luka jadi menggelap. Penanganan yang tepat amat diperlukan jika kamu mau menghindari hal ini. Solusinya? Gunakanlah produk perawatan bekas luka yang sesuai, seperti Dermatix® Ultra. Diperkuat dengan kandungan CPX technology dan vitamin C Ester, gel topikal ini bekerja baik untuk bantu memudarkan dan meratakan bekas luka menonjol.
Formula pada gel ini juga membantu melindungi kulitmu dari risiko hiperpigmentasi akibat UVA/UVB. Gunakanlah 2 kali sehari selama minimal 8 minggu, untuk melihat manfaatnya. Apabila dilanjutkan dengan penggunaan tabir surya, bisa memberikan proteksi lengkap bagi bekas lukamu selama beraktivitas. Teksturnya ringan dan transparan, sehingga amat nyaman digunakan. Untuk bekas luka memang #JanganSetengahSetengah, lakukan yang terbaik untuk hasil yang maksimal!


